Juni 13, 2008

HOMO FLORESIENSIS DI LIANG BUA, FLORES


(Foto-foto: Bagoes Ilalang dan Michael Torro)

Homo Floresiensis adalah polemik arkeologi abad ini, yang hingga kini tidak ada titik temunya. Profesor Morwood bersikeras dengan fakta temuannya. Sebaliknya, Profesor Teuku Yakob bertahan dengan teorinya. Terlebih dengan temuan komunitas pygmoid di Dusun Rampasasa.

SUKU BAJO DI TELUK TOMINI


(Foto-foto: Bagoes Ilalang dan Michael Torro)

Suku Bajo di Teluk Tomini, Gorontalo, memiliki cerita kehidupan tersendiri. Terutama, menyangkut sejarah kedatangan mereka ke kawasan itu. Mereka berasal dari Negeri Jiran dan telah bermukim ratusan tahun di tempat itu. Tapi, mereka tetap suku laut yang tetap akrab dengan kehidupan laut.

SUKU BANJAR DI SEMBULUH, SAMPIT


(Foto-foto: Bagoes Ilalang dan Michael Torro)

Suku Banjar di Desa Sembuluh mendiami lahan dekat kawasan kebun kelapa sawit, yang semula habitat orangutan. Mereka merupakan masyarakat adat yang merasakan langsung dampak perubahan hutan menjadi kebun kelapa sawit. Sekaligus menggerus tata budayanya.

Juni 12, 2008

KOMUNITAS PYGMOID DI RAMPASASA, FLORES


(Foto-foto: Bagoes Ilalang)

Komunitas Pygmoid atau warga dengan tinggi badan di bawah 150 sentimeter, pertama kali diungkap para peneliti Univesitas Gajah Mada yang dipimpin mendiang Profesor Teuku Yakob. temuan itu merupakan kontra atas temuan tengkorak Homo Floresiensis di Liang Bua, dan menjadi polemik panjang hingga sekarang. Tapi, komunitas itu memiliki kehidupan unik.

SUKU LIO DI FLORES


(Foto-foto: Bagoes Ilalang)

Suku Lio di Flores nyaris seperti suku Baduy di Banten atau suku Kajang di Sulawesi Selatan. Mereka memiliki pemimpin yang disebut Ria Bewa dan sistem pemerintah dan kemasyarakatan yang apik. Budaya dan kehidupan tradisional tetap dipelihara.

JEJAK SYIAH DI RANAH MINANG


(Foto-foto: Bagoes Ilalang)

Ranah Minang menyimpan kekayaan Arkeologi Islam nan tiada tara. Selain makam Syekh Burhanuddin Ulakan, sufi ternama di daerah, tradisi basuluak dan tabuik membuka tabir keberadaan ajaran Syiah di daerah itu.

Mei 18, 2008

RASINAH, MAESTRO TARI TOPENG


(Foto-foto: Bagoes Ilalang)

Mimi Rasinah adalah seorang Penari Topeng Indramayu ternama. Bahkan, namanya pun sudah dimasukkan dalan kategori maestro. Karena, nenek berusia 80 tahun itu telah memperlihatkan dedikasi yang begitu tinggi terhadap kesenian tradional itu. Ia bukan hanya menari dengan rupa topeng-topeng yang selalu berganti di wajahnya. Tapi, ia juga menyebarkan inspirasi bagi orang lain untuk mencintai Tari Topeng Indramayu.

April 21, 2008

SEANOMEDIC SUKU BAJO

(Foto-foto: Prof. Mas'ud Darmawan)

Suku Bajo dikenal sebagai pelaut-pelaut yang tangguh. Namun, sejarah lebih mengenal suku Makassar, suku Bugis, atau suku Mandar, sebagai raja di lautan. Padahal, suku Bajo pernah disebut-sebut pernah menjadi bagian dari Angkatan Laut Kerajaan Sriwijaya. Dalam bagian sejarah itu, terdapatlah cerita senomadic atau manusia perahu.

SITUS-SITUS DI KALUMPANG

(Foto-foto: Michael Torro dan Bagoes Ilalang)

Kawasan Kalumpang berada di Kecamatan Kalumpang, sebelah timur kota Mamuju, Sulawesi Barat. Di tempat itu terdapat sejumlah situs arkais dn bukti sejarah pertanian tertua di Sulawesi. Erotis nan dasyat.

AMMATOA, PEMIMPIN SUKU KAJANG


(Foto-foto: Bagoes Ilalang dan Panyingkul)

Dongeng yang berkembang di tengah komunitas suku Kajang; dulu langit dan bumi menyatu berbentuk tetampah (pattapi). Ketika manusia pertama (mula tauna) muncul di tempat ini, langit dan bumi terpisah. Peristiwa itulah yang mengilhami penamaan "kajang" yang berarti "memisahkan". Di tempat itu, abadi juga keberadaan Ammatoa, pimpinan kharismatik dengan multi-perannya.

April 20, 2008

SULTAN BUTUNI, PEMIMPIN ORANG BUTON

(Foto-foto: Thamrin Soppeng dan Bagoes Ilalang)

Selama ini, Pulau Buton lebih dikenal sebagai pulau penghasil aspal. Padahal di luar hasil bumi tersebut, pulau ini memiliki “harta karun” nan dasyat. Yakni, jejak arkeologis berupa benteng-benteng yang nyaris mengepung seluruh pulau dan sejarah panjang Kesultanan Butuni dan Sultan Butuni. Ialah tokoh kharismatik yang kebesaraannya diakui sepanjang masa.


PUNGGAWA, "PEMIMPIN" SUKU MANDAR


(Foto-foto: M. Ridwan Alimuddin)

Kawasan pesisir Sulawesi Barat dikenal sebagai tempat bermukimnya suku Mandar – salah satu suku laut di pulau Sulawesi. Mereka dikenal sebagai possasiq atau pelaut-pelaut yang tangguh, dengan patron punggawa dan sawi yang terkenal.

OM JIMA, WARGA SUKU WANA


(Foto-foto: Bagoes Ilalang dan berbagai sumber)

Jauh di pedalaman Taman Nasional Morowali, Sulawesi Tengah, bermukim sebuah suku terasing bernama suku Wana. Tidak mudah untuk mendapati keterasingan mereka. Dari Kota Kolonodale, paling tidak kita membutuhkan waktu hingga tiga hari untuk menjangkau kampung terdekat. Itu pun harus melintasi laut, sungai, dan menyusuri jalan setapak sekitar dua hari. Serta, naik-turun bukit! Di tempat, kita akan mendapati Om Jima, kepala suku Wana di dalam kawasan taman nasional itu.

PAK KATAK, WARGA SUKU TALANG MAMAK


(Foto-foto: Bagoes Ilalang dan berbagai sumber)

Suku Talang Mamak merupakan satu dari suku-suku terasing yang mendiami wilayah Taman Nasional Bukit Tigapuluh di perbatasan provisi Riau dan Jambi. Masyarakat adat tersebut tergolong Proto Melayu atau Melayu Tua. Saat ini populasi mereka sekitar 6500 jiwa, dan sekitar 900 jiwa di antaranya bermukim di dalam kawasan Taman Nasional. Termasuk, Pak Katak, kemantan atau dukun dan kepala Dusun Datai di dalam kawasan taman nasional itu.